Sewaktu
masih sekolah, setiap hari valentine, kami cewek-cewek sering bertukar coklat. Dari
coklat yang enak sampai coklat yang bikin sakit tenggorokan. Kalau hari
valentine jatuh di hari Sabtu, kemungkinan mendapatkan coklat yang membuat
sakit tenggorokan semakin besar, karena uang saku semakin menipis (biasanya
uang saku diberikan seminggu sekali di hari Senin). Tidak hanya dari teman
cewek, ada juga yang mendapatkan coklat dari cowok, dan itu berarti sesuatu. Tapi
bagi saya, tetap saja itu berarti sesuatu untuk dimakan. Seorang cowok pernah
memberikan coklat dan bunga mawar. Karena dia malu, diapun menitipkannya kepada
salah seorang temannya untuk diberikan pada saya, juga menyampaikan sedikit
perasaannya. What a coward. Coklat yang diberikannya cukup mahal. Thanks for
that, setidaknya tidak membuat tenggorokan sakit. Saya memakannya dan
membaginya dengan beberapa teman. Lalu bagaimana dengan bunganya?
I simply threw it away. I mean… for what? It’s not even a real flower. Why should the boy start it with a fake one. Besides, it’s made of plastic. And I couldn’t eat plastic either.
I simply threw it away. I mean… for what? It’s not even a real flower. Why should the boy start it with a fake one. Besides, it’s made of plastic. And I couldn’t eat plastic either.
1 comments:
terus, bunga mawar dari sicowok tadi dimakan juga nggak?
Post a Comment